Minggu, 10 November 2013

MEMILIH JODOH SAMA SEPERTI MEMILIH SEPATU

Suatu pagi, saya berkeliling di sebuah mall untuk mencari sepasang sepatu. Begitu masuk lantai tiga mall tersebut, saya melihat begitu banyak sepatu dan sandal yang terpajang. Wow, membuat silau mata. Ada banyak model, warna, merk juga harga yang bervariasi. 

Sempat bingung memilih, rasanya ingin mencoba dan mendapatkan semuanya. Beberapa merk bahkan memberikan diskon sampai 50% bahkan 70%.

Tapi, ternyata masalah pun mulai muncul, dari sekian banyak model, warna dan corak sepatu tidak semuanya cocok dengan ukuran kaki saya. Ada yang warna dan desainnya bagus, ukuran terlalu kecil. Ada yang ukuran pas tapi desainnya kurang bagus. Hufh, jadi bingung. Setelah menghabiskan cukup waktu untuk membandingkan dan mencoba, akhirnya pilihan saya jatuh pada sebuah sepatu yang simple, warnanya hitam dan yang pasti cocok dengan ukuran kaki saya.

Setelah direnungkan, ternyata urusan memilih sepatu ini juga bisa diibaratkan dengan masalah jodoh. Saat kita masih sendiri, seakan begitu banyak wanita atau lelaki hebat di luar sana. Untuk lelaki, mungkin ada banyak tipe wanita yang Anda temui, ada yang cantik jelita, ada yang indah mempesona, bahkan ada yang menarik dengan segudang prestasi. Untuk Anda wanita, mungkin ada seorang lelaki tampan yang begitu cool, atau ada yang soleh lagi rupawan, juga ada si dia yang aktif dan menarik hati.

Namun percayalah, saat kita berada dalam masa penantian, banyak itu justru kadang jadi masalah. Karena akhirnya kita bingung memilih (itupun jika ada yang dipilih, hehe). Saat kita membuat kriteria, rasanya begitu sulit mencari yang sesuai dengan kriteria yang kita impikan. Ada yang cantik, soleh tapi mungkin kepribadiannya tidak kita sukai. Ada yang tampan, baik hati, namun orang tuanya tidak setuju.

Ada yang mudah didapat, bahkan ditawari namun hati nggak sreg. Ada yang kepribadiannya gue banget, tapi tampangnya nggak gue banget.

Sahabat, itulah uniknya jodoh.
Begitu misterius, dan sangat subjektif.
Ibarat memilih sepatu, orang bisa mengatakan itu bagus dan cocok bagi kita, Namun bagi kita yang memakainya itu tidak cocok.

Ingatlah, semakin banyak yang kita cari dan dipilih, semakin bingung dan semakin lama kita untuk menikah.
Jangan salahkan, jika sebanyak apapun yang datang tidak akan pernah kau terima. Karena kau mencari kesempurnaan. Masalahnya tak ada manusia yang sempurna.

Cocok itu tidak selamanya sempurna.
Cocok itu saat hati condong padanya
Saat kelebihannya memukau hati
Saat kekurangannya kita maklumi
Saat Allah serasa begitu merahmati
Saat orang tua mudah merestui
Saat ikhtiar terasa mudah dijalani

Kita hanya bisa berdo'a dan istikharah
Berikhtiar menjemput jodoh
Lalu dengan segala kerendahan hati kita memilih
Satu diantara puluhan pilihan yang pernah memberi rasa di hati
Dan dengan keikhlasan hati, terimalah ia menjadi belahan jiwamu
yang akan menggenapkan separuh cintamu
Biarlah Dia membimbingmu untuk bersama membangun cinta bersamanya..



Inspirasi "Jangan Jatuh Cinta! Tapi Bangun Cinta" (
Setia Furqon Kholid)